Senin, 08 Juli 2013

Petang Ini, Kementerian Agama Gelar Sidang Isbat Tentukan Awal Ramadhan

Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal bulan Ramadhan 1434 H di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (8/7/2013) petang. Melalui sidang isbat, Kementerian Agama atau Kemenag akan menetapkan awal puasa Ramadhan.
Seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet, sidang isbat akan diikuti oleh para ahli astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Mereka akan mempresentasikan posisi bulan dari seluruh Indonesia.
Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemenag Zubaidi mengatakan, melalui Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kemenag telah mempersiapkan tim hisab dan rukyat di seluruh Indonesia. Tim pengamatan hilal disebar di berbagai titik di 33 provinsi.
Dalam pemantauan hilal, Kemenag menurut Zubaidi juga akan melibatkan tim hisab dan rukyat dari masyarakat dan ormas Islam, Nahdlatul Ulama, dan beberapa pesantren.
Hasil sidang isbat yang diharapkan selesai 19.45 WIB, tambah dia, akan langsung disosialisasikan ke masyarakat malam nanti. Pihaknya akan mengirimkan surat edaran ke semua kantor wilayah Kemenag.
Ketua MUI Pusat Umar Shihab mengatakan, MUI masih menunggu penetapan pemerintah terkait awal Ramadhan 2013. Jika terjadi perbedaan penetapan awal Ramadhan, maka MUI berharap hal itu tidak dibesar-besarkan lantaran umat Islam Indonesia sudah terbiasa mengalami perbedaan pelaksanaan awal Ramadhan.
Sebelumnya, dengan metode hisab, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan pada Selasa (9/7/2013) besok. Muhammadiyah tidak akan hadir dalam sidang isbat karena sudah menentukan awal Ramadhan. Adapun PBNU belum menentukan awal Ramadhan dan akan menggunakan metode rukyat. 

Sumber : www.kompas.com
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Ini Lokasi Pelaksanaan Pengamatan Hilal

Jakarta (Pinmas) —- Kementerian Agama akan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal bulan Ramadlan 1434H pada hari ini, Senin (08/07). Melalui mekanisme sidang itsbat tersebut, Kemenag akan menetapkan kapan dimulainya puasa bagi umat Islam atau awal Ramadlan.
Sebelumnya, tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama akan melakukan pengamatan hilal yang juga melibatkan tim hisab dan rukyat dari masyarakat dan ormas Islam, Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa pesantren.
“Tim pengamatan hilal akan disebar di berbagai titik di 33 provinsi,” terang Kepala Pusat Informasi dan Humas, Jakarta, Senin (08/07).
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bimas Islam, berikut ini daftar lokasi rukyat awal Ramadlan 1434H:
1. Aceh: POB Lhoknga
2. Sumatera Utara: Atap Menara Masjid Agung, Atap Kantor Gubernur Sumut
3. Sumatera Barat: Bukit Lampu Kec. Bungus
4. Riau: Batu Enam Kab. Rokan Hilir Bagan Siapi-Api
5. Kepulauan Riau: Pantai Teluk Keriting Jalan Usman Harun Tanjung Pinang
6. Jambi: Atap Hotel Novotel Jambi
7. Sumatera Selatan: Atap Hotel Aryaduta, Palembang
8. Bangka Belitung: Pantai Tanjung Kalian Kec. Mento Kab. Bangka Barat
9. Bengkulu: Hotel Horison Kota Bengkulu
10. Lampung: Bukit Kemiling Permai Bandar Lampung
11. DKI Jakarta: Atap Hotel Sesson City, Masjid Al-Musyariin Basmol Kembangan Jakarta Barat, Masjid Al-Makmur Klender Jakarta Timur
12. Jawa Barat: POB Pelabuhan Ratu Sukabumi, Observatorium Bosscha Lembang Bandung
13. Banten: Pantai Anyer
14. Jawa Tengah: Pantai Marina
15. Di Yogyakarta: POB Sekh Bela Belu Parang Tritis
16. Jawa Timur: Pantai Gebang Bangkalan
17. Kalimantan Barat: Pantai Indah Kakap
18. Kalimantan Tengah: Atap Hotel Aquarius
19. Kalimantan Timur: Gunung Sentul Kelurahan Timbau Kec. Tenggarong
20. Kalimantan Selatan: Bank Kalsel Jalan Mabung Mangkurat
21. Bali: Atap Balai Besar BMKG Bali
22. NTB: Taman Laung Balo
23. NTT: Menara Hilal BMKG Sulamu
24. Sulawesi Selatan: Atap Mall GTC Makassar
25. Sulawesi Barat: Tanjung Ranga Kec. Simborro Kab. Mamuju
26. Sulawesi Tenggara: Kolaka
27. Sulawesi Utara: Parkir Apartemen Manado Trade Center
28. Gorontalo: Menara Keagungan Limboto
29. Sulawesi Tengah: Desa Merana Kec. Sundue Kab. Donggala
30. Maluku: Desa Latuhalat Kota Ambon
31. Maluku Utara: Kelurahan RUA
32. Papua: Pantai Denta Kab. Jaya Pura
33. Papua Barat: Hotel Tanjung Kota Sorong

Sumber : www.kemenag.go.id


Jumat, 05 Juli 2013

Issu Politik Uang Berhembus Kencang di Pilgub Maluku Utara

Masyarakat Maluku Utara telah melakukan ritual 5 tahunan untuk memilih pemimpinnya, tepat pada tanggal 1 Juli 2013 kemarin, hajatan KPU ini berlangsung AMAN namun kurang JUJUR (bukan TIDAK JUJUR), begitulah anggapan sebagian besar suara-suara yang muncul pasca pemilihan dan perhitungan suara yang dilakukan di 2.147 TPS yang tersebar di Jazirah Moloku Kieraha oleh masing-masing kandidat.


       Sudah menjadi rahasia umum, pada semua disetiap hajatan pemilu, issue yang berhembus paling kencang bagai angin tornado ini adalah politk uang (money politic), mulai dari tahapan perebutan “kapal” untuk kendaraan menuju kekuasaan sampai pada hari terakhir pencoblosan, issue politik uang paling kencang hembusannya. Tak pelak, masyarakat (kecuali saya) pun berharap kesempatan ini juga dinikmatinya. Istilah “serangan fajar” yang entah sejak kapan frasa itu mulai digunakan, merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh sebagian pemilik suara, masyarakat tidak peduli dengan nasib daerah selama kepemimpinan berlangsung karna toh disetiap pergantian kepemimpinan, tidaklah berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri (kesejahteraan), malah sebaliknya pengaruhnya cukup dahsyat terhadap kehidupan penguasa dan orang-orang disekelilingnya. Jadi tidak-lah mengherankan bila pada saat tahapan sampai dengan hari H pemilihan, masyarakat akan selalu berharap adanya “serangan fajar” dari calon penguasa.
       Untuk PilGub Maluku Utara sendiri, yang mana di ikuti oleh 6 (enam) kandidat yakni (1) Namto Hui Roba-Ismail Arifin (NHR-Ia) menggunakan “kapal” PDIP;, (2) Muhajir Albaar-Sahrin Hamin (MS) Muhajir dengan “kapal” mewah Demokrat;, (3) Ahmad Hidayat Mus-Hasan Doa (AHM-DOA) tunggangi “kapal” kuning Golkar; (4) Syamsir Andili-Benny Laos (SABEL) difasilitasi “kapal” Gerindra;, (5) Abdul Gani Kasuba-Natsir Thaib (AGK-Manthab) dengan “kapal” putih PKS;, dan (6) Hein Namotemo-Malik Ibrahim (HM) tidak kebagian “kapal” namun menggukan jalur spesial yang tidak perlu dengan “kapal” yakni Indepen.
        Ke-enam kandidat inipun bertarung menuju singgasana kekuasaan dengan mengorbankan materi yang tidak sedikit. Aturan-aturan yang telah disepakati bersama pun dengan sengaja ditabrak demi prestise kekuasaan, tidak peduli dengan aturan yang telah dibuat oleh manusia, aturan yang dibuat oleh pemilik Alam Raya ini-pun ditabrak, asalkan yang diinginkan tercapai. Uang menjadi “tuhan” dalam ritual 5 tahunan ini, para kandidat yang berkantong koper selalu merasa yang paling hebat, karna semuanya bisa dikendalikan dengan Uang, karna kenyataannya masyarakat pun menengadahkan tangan kepada calon penguasa untuk mendapatkan selembar rupiah dengan imbalan suaranya untuk calon penguasa tersebut.
        Maka tak mengherankan pasca pencoblosan kemarin, suara-suara yang menantang politk uang mulai bermuculan mengatasnamakan rakyat, yang entah rakyat yang mana yang mereka wakili. Karna kenyataannya rakyat juga yang menginginkan rupiah-rupiah itu dari calon penguasa. Mereka yang menentang politik uang ini adalah bagian dari pendukung calon lain yang mengatasnamakan rakyat, yang mungkin secara hitung-hitungan politik calon yang mereka dukung sudah pasti kalah dalam pertarungan lima tahunan ini, sehingga perlu bersuara lantang terhadap politik uang yang diindikasikan dilakukan oleh Calon dengan “kapal” kuning-nya.
        Bahkan ada suara-suara yang mengatakan “bila AHM jadi Gubernur, maka Kerusuhan Maluku Utara Jilid ke-2 akan pecah”. Ungkapan ini lebih kepada kekesalan masyarakat yang sudah muak dengan praktek-praktek tidak bersih untuk meraih kekuasaan, jadi mungkin ini bisa menjadi perenungan bagi setiap calon pemimpin hendaklah menggunakan cara-cara bersih dan memberikan pendidikan politik yang baik kerpada masyarakat, sehingga terlahir kepemimpinan yang bermartabat.

DAMAI MALUKU UTARA..

Sumber : http://politik.kompasiana.com

Selasa, 02 Juli 2013

Hasil sementara hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI)- Pasangan Ahmad Hidayat Mus/Hasan Doa yang diusung koalisi Partai Golkar, Hanura, PPP dan PDS meraih suara terbanyak dalam pilkada Maluku Utara (Malut) yang berlangsung 1 Juli 2013.



Di Ternate Manager Strategi LSI Adjie Alfarabi mengatakan, perhitungan cepat yang dilakukan LSI bersama Konsultan Citra Indonesia (KCI) hingga pukul 18.30 Wit dari 84 persen suara yang telah masu:





  1. Pasangan Ahmad Hidayat Mus/Hasan Doa telah meraih 26,29 persen.
  2. Pasangan Abdul Gani Kasuba/Natsir Thaib yang diusung Koalisi PKS dan sejumlah parpol kecil meraih 20,46 persen,
  3. Pasangan Syamsir Andili/Beni Laos yang diusung Koalisi 18 partai non parlemen sebesar 15,25 persen.
  4. Pasangan Hein Namotemo/Malik Ibrahim (calon independen) sebanyak 14,84 persen,
  5. Pasangan Namto Hui Roba/Ismail Arifin yang diusung koalisi PDIP dan sejumlah parpol meraih 12,53 persen,
  6. Pasangan Muhadjir Albaar/Sahrin Hamid yang diusung koalisi Partai Demokrat dan PAN sebesar 10,13 persen.
Masih ada data perhitungan cepat yang dilakukan LSI dan KCI yang belum masuk seluruhnya yakni dari Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Taliabu dan Kabupaten Pulau Morotai, karena jaringan telekomunikasi ketiga daerah ini sangat terbatas.

"Jika seluruh data dari ketiga kabupaten tersebut telah masuk dan perolehan suara masing-masing pasangan cagub/cawagub bersaing ketat, kemungkinan pilkada Malut berlangsung dua putaran karena tidak ada yang mencapai di atas 30 persen," katanya.

Namun, jika pasangan Ahmad Hidayat Mus/Hasan Doa dari ketiga daerah tersebut meraih suara signifikan maka kemungkinan pilkada Malut hanya satu putaran dan itu bisa saja terjadi mengingat khusus Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu merupakan basis utama Ahmad Hidayat Mus, karena bersangkutan Bupati Kepulauan Sula


Sumber :  LSI quick-count-pilkada

Rabu, 29 Mei 2013

PENCABUTAN NOMOR URUT CAGUB-CAWAGUB MALUKU UTARA

Komisi Pemilihan Umum Maluku Utara menggelar rapat pleno terbuka, untuk "mengocok" nomor urut enam pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur. Pengocokan dihadiri ribuan pendukung kandidat.

Rapat pleno terbuka berlangsung di aula kantor KPU Maluku Utara, Sabtu (18/5). Pencabutan nomor urut dilakukan dalam dua tahap. Hasilnya, pasangan Namto Hui Roba-Ismail Arifin mendapat nomor urut satu.

Pasangan Muhajir Albaar-Sahrin Hamid kebagian nomor urut dua. Duet Ahmad Hidayat Mus-Hasan Doa nomor urut tiga.

Pasangan Samsir Andily-Beny Laos nomor urut empat. Duo Abdul Gani Kasuba-Natsir Thaib nomor urut lima. Sedangkan pasangan Hein Namotemo-Malik Ibrahim mendapatkan nomor urut enam.

Pemilihan gubernur Maluku Utara dijadwalkan berlangsung 1 Juli 2013. Pemenangnya akan memimpin Maluku Utara, periode 2013-2018.

Editor: Ichoel
Sumber :  http://www.metrotvnews.com

Selasa, 14 Mei 2013

Kesultanan Ternate Dukung AHM-DOA

DEKLARASI; Massa pendukung AHM-Doa memadati Lapangan Ngara Lamo, tempat acara deklarasi pasangan AHM-Doa


TERNATE-Pasangan bakal calon (balon) gubernur dan balon wakil gubernur Maluku Utara (Malut)  dari Partai Golkar, Ahmad Hidyat Mus-Hasan Doa  (AHM-Doa) mendapat dukungan dari pihak Kesultanan Ternate. Kepastian dukungan pihak kesultanan ini disampaikan secara langsung Sultan Mudaffar Sjah saat deklarasi pasangan AHM-Doa di Lapangan Ngara Lamo, Soa Sio, Minggu (21/4.
Sultan yang tampil bersama Permaisuri Boki Nitha Budi Susanti menyatakan siap memenangkan AHM-Doa pada pemilihan gubernur (pilgub) mendatang. “Semua enam kandidat itu bagus-bagus sehingga sulit untuk menjatuhkan pilihan. Namun setelah saya usai shlaat subuh, saya mendapat petunjuk. Dan saya pilih adalah AHM-Doa,” kata Mudaffar langsung di hadapan massa pendukung AHM-Doa yang memadati Lapangan Ngara Lamo. Hadir langsung pada  acara Deklarasi pasangan AHM-Doa, sejumlah petinggi Partai Golkar dan para pertinggi  partai pendukung seperti Ketua DPD Partai Hanura Ikke Masita Tunas dan  Ketua DPW PPP Malut M. Ridwan Tjan.
Mudaffar mengaku keputusannya memilih AHM-DOA setelah melakukan serangkaian perjalanan spiritual. “Saya meminta petunjuk kepada Allah SWT,” ujarnya. Selain itu, kata Mudaffar, AHM juga terbilang bagian dari pihak Kesultan Ternate. Karena ayah AHM, Hi Taher Mus pernah dinobatkan Sultan Ternate sebagai salah satu Sangaji Kesultanan Ternate di Pulau Taliabu pada 30 tahun silam. “Karena itu, saya meyakini bahwa pasangan AHM-DOA  adalah pasangan calon yang memiliki komitmen untuk membngun Kesultanan Ternate. Karena itu, pihak kesultanan tidak akan mundur satu langkah untuk memenangkan AHM-DOA,” tandasnya.
AHM sendiri memberikan apresiasi atas sikap politik kesultanan yang mendukung pencalonannya. Ketua DPD Partai Golkar Malut yang juga Bupati Kepulauan Sula (Kepsul) itu optimis dapat memenangkan pilgub dalam satu putaran. Pada kesempatan itu juga, AHM kembali menepis isu keterlibatan dirinya dalam kasus dugaan korupsi anggaran pembangunan Masjid Raya Sanana, Kepsul sebesar Rp 23,5 miliar. AHM bahkan bersumpah dirinya tidak sepeserpun menilep anggaran Masjid Raya. “Jika saya korupsi anggaran Masjid Raya Sanana, maka saya meminta kepada Allah dan Rasul agar mencabut nyawa saya, detik ini juga,” tandasnya.
Sebaliknya, AHM menganggap ada permainan pihak-pihak tertentu yang meniup isu seolah-olah dirinya terlibat kasus dugaan korupsi Masjid Raya Sanana. “Kalau kita mau Malut berkembang, jangan menghasut masyarakat. Sebab isu-isu semacam itu adalah hasutan. Mereka takut kalah bersaing dengan saya,” katanya.  (cr-02/fai).

malutpost.com
By Taher Marsaoly - Mon Apr 22, 2:02 pm

Deklarasi cagub Malut AHM-DOA, dihujani batu Di Kota Sanana

Deklarasi bakal calon pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Ahmad Hidayat Mus (AHM) dan Hasan Doa (DOA) di Kabupaten Kepulauan Sula, berakhir rusuh. Ribuan Warga Sula melakukan Penyerangan ke panggung tempat deklarasi AHM-DOA.

Ribuan warga Sula marah dan melampiaskan kekecewaannya terhadap Bupati Sula AHM, karna janji janjinya tak pernah terealisasi, seperti janji listrik gratis tapi lampu padam tiga bulan di Kota Sanana. Belum lagi sejumlah kasus korupsi seperti dana pembangunan Masjid Raya dan jembatan Waikolbota membuat warga Sula marah dan menolak AHM sebagai calon Gubernur Malut. Aksi sepontanitas ribuan warga Sula tersebut membuat para orator deklarator AHM-Doa, Hi Ridwan Sahlan (mantan Wakil Bupati Sula), Ismail Kharie (Sekertaris DPD Golkar Sula), Dahlan samuda (anggota DPRD Sula) yang berada dipanggung sontak pontang-panting karena dihujani batu. Para petinggi Golkar melarikan diri menggunakan lang boat karena jalan keluar lokasi deklarasi di blokir dan sweeping warga. Tepatnya di Pasar Fogi Sanana Ikukota Sula. Sementara Bupati Sula AHM Ketua DPD I Partai Golkar yang juga bakal Cagub sendiri tidak terlihat dalam acara tersebut. Ribuan warga ini akhirnya merusak panggung, Sound sistem, kursi, meja dan sejumlah baliho dan bendera partai pengusung AHM-DOA.
Polisi dari Polres Sula yang diturun ke lokasi hanya menemukan puing-puing rongsokan panggung dan alat peraga kampanye.(Syamsudin Sidik)
sindonews.com
Senin,  13 Mei 2013  −  15:23 WIB